Apakah Main Slot Dosa Besar

Apakah Main Slot Dosa Besar

Menggantikan Kepercayaan kepada Tuhan

Alih-alih bergantung pada Tuhan untuk memenuhi kebutuhan kita, main judi bisa membuat seseorang bergantung pada keberuntungan. Padahal, dalam Yesaya 17:7  dikatakan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!”

Status Program Kajian Tentang Pelajaran Penting untuk Umat

Status program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap ahad & senin pukul 17.00 - 18.00 WIB.

Mendorong Keserakahan

Alkitab mengajarkan kita untuk berpuas diri dengan apa yang kita miliki. Dalam Ibrani 13:5 dikatakan, “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. ” Main judi, dengan harapan memperoleh lebih, bertentangan dengan prinsip ini. Kita akan terus terpacu untuk main lagi dan lagi, untuk menang lagi dan lagi. Bukankah itu yang disebut serakah?

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Memperingatkan Manusia dari 7 Dosa Besar Yang Membinasakan

Podcast: Play in new window | Download

Jangan lupa untuk turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, google+, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum

Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui :

Telegram: t.me/rodjaofficialFacebook: facebook.com/radiorodjaTwitter: twitter.com/radiorodjaInstagram: instagram.com/radiorodjaWebsite: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficialTwitter: twitter.com/rodjatvInstagram: instagram.com/rodjatvWebsite: www.rodja.tv

Satan/Amon (kemarahan)

Amon merupakan wujud dari iblis murka dan marah. Digambarkan dengan sosok menyedihkan serta menjijikan. Bertugas memantik amarah yang ada pada manusia.

Iblis ini bertugas mengalirkan hasrat seksual manusia, ketika sudah terjebak godaannya maka manusia akan terjebak ke dalam neraka kedua selamanya. Iblis dengan memiliki ajukan sebanyak 72 pasukan. Digambarkan dengan tiga kepala, kepala pertama menyerupai banting, kedua laki-laki dengan mahkota, serta kepala terakhir menyerupai domba jantan.

Asmodeus juga memiliki mulut yang bisa menyemburkan api dan ekor ular. Dalam kitab Tobit menceritakan bahwa Asmodeus awalnya jatuh cinta kepada wanita bernama Sarah, namun Sarah sudah mempunyai suami dan demi mendapatkan harinya, Asmodeus rela membutuh ke tujuh suami Sarah. Setelah dikalahkan oleh Tobias, Asmodeus diangkat menjadi iblis saat dibuang ke neraka karena Asmodeus mewakili dosa nafsu.

Alasan Menghindari Main Judi

Berikut 4 alasan lagi untuk menghindari perjudian.

Seperti yang diajarkan dalam Amsal 21:20, “Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya.” Saat kita berjudi, kita mempertaruhkan uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan atau untuk mendukung karya Kerajaan Tuhan.

Padahal, jelas Tuhan ingin kita mengelola semua yang kita miliki dengan bijak (Matius 25:14-15).

Kajian Ilmiah Tentang Memperingatkan Manusia dari 7 Dosa Besar Yang Membinasakan

Kita masih di pelajaran yang ke-17 yaitu pelajaran tentang mewaspadai kesyirikan, memperingatkan manusia dari bahaya kesyirikan serta macam-macam dosa dan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Berkata penulis Rahimahullahu Ta’ala, “Waspada serta mengingatkan orang lain.” Kita mewaspadai untuk diri kita pribadi dan kita berusaha memperingatkan orang lain dari bahaya dosa kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbagai macam jenis maksiat. Dan diantara jenis maksiat tersebut adalah 7 perkara yang membinasakan seorang hamba.

Kemudian penulis Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan satu per satu dari 7 perkara tersebut. Dan penyebutan 7 hal yang membinasakan tersebut telah datang dalam sebuah hadits didalam Ash-Shahihain Bukhari dan Muslim dari Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau pernah bersabda:

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ

“Jauhilah oleh kalian 7 hal yang membinasakan.”

Maka para Sahabat bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ ؟

“Ya Rasulullah, apa 7 hal tersebut?”

Maka Nabi yang mulia mengatakan:

لشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ

“Dosa kesyirikan kepada Allah, dosa sihir, dosa membunuh seorang jiwa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melainkan dengan alasan yang hak, dosa memakan harta riba, dosa memakan harta anak yatim, dosa berpaling dari medan perang dan dosa menuduh seorang wanita Muslimah yang terhormat dengan tujuan yang keji.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kata Syaikh bahwa makna اجْتَنِبُو artinya jauhilah perkara-perkara tersebut. Dan hendaknya Anda berada di sebuah sisi yang sangat jauh dari perkara-perkara tersebut. Sebagaimana perkataan Khalilurrahman Ibrahim ‘Alaihish Shalatu was Salam dalam sebuah do’a yang beliau panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ

“Ya Allah jauhkanlah diriku beserta anak cucuku dari menyembah berhala.” (QS. Ibrahim[14]: 35)

Kemudian maknanya “jadikan antara diriku dengan menyembah berhala-berhala tersebut jarak yang sangat jauh.” Oleh karenanya kewajiban atas setiap Muslim hendaknya dia menjadikan dirinya jauh dari setiap dosa-dosa besar dan menjadikan dirinya jauh dari segala sebab dan segala jalan yang bisa mengantarkan dirinya untuk jatuh kedalam dosa-dosa besar tersebut. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala melarang kita dari dosa-dosa besar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita untuk mendekati dosa-dosa tersebut dan Allah perintahkan kita untuk menjauhinya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya.” (QS. An-Nisa[4]:31)

Pada ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ

“Dan janganlah kamu mendekati zina.” (QS. Al-Isra[17]: 32)

Dan dosa-dosa besar dikatakan sebagai perkara-perkara membinasakan karena memang dosa-dosa tersebut akan membinasakan pelakunya di dunia dan akhirat. Adapun di dunia, maka dengan adanya hukuman-hukuman yang sangat berat yang akan diterima oleh pelaku dosa besar tersebut. Adapun di akhirat, maka dengan adanya hukum-hukuman dan siksa yang sangat keras yang Allah sediakan bagi mereka di hari kiamat nanti.

Belphegor (Kemalasan)

Terdapat dua penggambaran yang berbeda dari iblis ini. Yang pertama belphegor digambarkan sebagai perempuan muda yang sangat cantik di dunia, yang kedua digambarkan sebagai sosok berjenggot yang mempunyai tanduk dan kuku tajam.

Di beberapa tradisi, Belphegor adalah malaikat yang bernama Bola-Peor namun, ketika Lucifer memberontak ia tak mendukungnya sehingga ia dianggap sebagai pembelot. Belphegor ini dikenal akan otaknya yang licik. Ia akan membuat manusia berusaha untuk haus akan kekayaan dengan cara menipu, korupsi dan hal-hal yang berhubungan dengan kekayaan instan lainnya.

Inilah pembahasan tentang tujuh dosa besar dan iblis yang mewakili tujuh dosa tersebut. Semoga dar pembahasan ini bisa menambahkan pengetahuan dan wawasan pembaca agar lebih bisa berhati-hati dalam bertindak. (Z-3)

Memperingatkan Manusia dari 7 Dosa Besar Yang Membinasakan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab الدروس المهمة لعامة الأمة (pelajaran-pelajaran penting untuk segenap umat). Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 29 Ramadhan 1440 H / 03 Juni 2019 M.

Penerjemah: Ustadz Cecep Nurohman, Lc.

Download kajian sebelumnya: Berhati-Hati Dari Dosa Kesyirikan dan Macam-Macam Maksiat

Judi = Menyalahgunakan Kepercayaan Tuhan

Meskipun Alkitab tidak secara spesifik menyebutkan tentang main judi, prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya memberi kita panduan yang jelas.

Pada akhirnya, berjudi adalah perbuatan yang tidak menghargai kepercayaan Tuhan kepada kita. Juga, dengan berjudi, kita terjebak dalam hawa nafsu dan merugikan diri sendiri. Mari hindari perjudian, apapun bentuknya, sehingga hidup kita tetap memuliakan Tuhan.

(Visited 2,743 times, 5 visits today)

Last modified: Oct 24

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC menyatakan Indonesia dalam kondisi darurat judi online. Betapa menyeramkannya temuan CISSReC ini, padahal kita ketahui bersama bahwa judi apapun jenisnya sangat diharamkan dalam Islam dan merupakan dosa besar.

Disebutkan oleh Ahmad Sarwat dalam bukunya "Enslikopedia Fikih Indonesia 7: Muamalat" bahwa judi adalah perbuatan haram dan termasuk dosa besar. Keharaman judi ini ditegaskan dalam Alquran, sunnah, dan ijmak ulama.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 219 disebutkan, "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya."

Kemudian hadits Nabi saw dari Buraidah Al-Aslami ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Orang yang bermain dadu (berjudi) seolah telah memasukkan tangannya ke dalam babi dan darahnya." (HR. Muslim)

Serta seluruh ulama sepanjang zaman telah sepakat bahwa judi adalah perbuatan haram yang telah ditetapkan oleh Allah Swt dan rasul-Nya.

Ulama membedakan judi menjadi dua macam, yaitu maysirul lahwi dan maysirul qimar. Maysirul lahwi adalah judi yang tidak menggunakan uang sebagai pertaruhan, namun tata cara permainannya mirip dan mencirikan umumnya perjudian atau menggunakan alat yang umumnya digunakan dalam perjudian.

Sedangkan maysirul qimar adalah judi yang jelas-jelas menggunakan uang atau harta sebagai taruhannya, meskipun tata cara dan aturan permainannya tidak lazim digunakan oleh orang untuk berjudi.

Di Indonesia sendiri, hal-hal yang disebut sebagai judi ini antara lain seperti mengadu ayam, adu sapi, adu kerbau, pacu kuda, karapan sapi dan adu kambing. Tetapi buka hanya itu, seiring berkembangnya zaman dan teknologi, perjudian bukan hanya menggunakan hewan tetapi juga kartu, mesin, bola, video, dan internet.

Pada umumnya, masyarakat Indonesia berjudi dengan menggunakan kartu remi, domino, rolet. dan dadu. Namun yang paling marak adalah judi togel (toto gelap), yaitu dengan cara menebak dua angka atau lebih. Bila tebakannya tepat, si pembeli mendapatkan hadiah beberapa ratus atau ribu kali lipat dari jumlah uang yang dipertaruhkan.

Uang hasil judi tentu saja menjadi uang haram, sehingga haram pula untuk dimakan, dibelanjakan, atau digunakan untuk memberi nafkah kepada anak istri. Sebab uang haram itu akan tumbuh menjadi darah dan daging yang haram, yang akan mengakibatkan orang yang memakan harta haram itu masuk neraka.

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw bersabda tentang daging yang tubuh dari makanan haram: “Siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari (makanan) haram, neraka lebih pantas baginya.” (HR. At-Tirmidzi)

Tujuh Dosa Mematikan (bahasa Inggris: Seven Deadly Sins) merupakan pengelompokan dan penggolongan atas dosa-dosa atau tindakan-tindakan tercela dalam ajaran Kekristenan,[1] meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam Alkitab. Suatu sifat, tingkah laku, tindakan, atau kebiasaan digolongkan dalam kelompok ini jika hal-hal tersebut secara langsung menimbulkan dosa-dosa, tindakan-tindakan tercela, atau kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya.[2] Sebagai contoh, seseorang yang membiarkan dirinya terus dikuasai kemarahan dapat melakukan balas dendam dengan cara membunuh, seseorang yang dikuasai ketamakan dapat melakukan korupsi (mencuri) jika ada kesempatan. Membunuh, mencuri, dan dendam merupakan dosa-dosa akibat yang ditimbulkan oleh kemarahan dan ketamakan yang merupakan dosa-dosa pokok.

Berdasarkan daftar baku yang umum dewasa ini, 7 dosa pokok terdiri dari kesombongan, ketamakan, kemarahan (KGK: kemurkaan), iri hati (KGK: kedengkian), hawa nafsu (KGK: percabulan), kerakusan, dan kemalasan (KGK: kelambanan atau kejemuan). Masing-masing dari dosa pokok tersebut berlawanan dengan masing-masing kebajikan (virtues). Konon, dosa-dosa atau kecelaan-kecelaan pokok ini merupakan lawan dari kebajikan, yang mana diakibatkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang melenceng dari kebaikan, yang mengaburkan suara hati dan membuat seseorang cenderung melakukan hal buruk.[2][3] Dosa-dosa pokok ini juga kerap dianggap sebagai bentuk pelanggaran atau tindakan berlebihan atas kemampuan atau nafsu alamiah manusia (misalnya, kerakusan merupakan bentuk penyalahgunaan dari rasa lapar alami akan makan).

Daftar dosa-dosa mematikan mengalami beberapa perkembangan atau penyesuaian sepanjang sejarah. Yang umum digunakan saat ini adalah hasil revisi dari Santo Gregorius Agung (Paus Gregorius I), sebagaimana dituliskan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) #1866.[2][4]

Kesombongan (bahasa Inggris: pride bahasa Latin: superbia) atau kecongkakan atau keangkuhan adalah awal segala dosa; bukan semata-mata berarti bahwa semua dosa berasal dari kesombongan, tetapi karena semua dosa secara alami timbul dari kesombongan. Santo Thomas Aquinas yang menyatakan hal tersebut menjelaskan bahwa meninggalkan Tuhan adalah bagian pertama atau berawal dari kesombongan.[5]

Kesombongan adalah hasrat berlebihan disaat manusia menilai dirinya terlalu tinggi; dalam tahap kepenuhannya manusia menjadikan dirinya sendiri 'tuhan' karena penolakan untuk menundukkan akal budi dan keinginannya pada Tuhan, termasuk tunduk pada mereka yang dalam kewenangan mewakili-Nya. Kesombongan hanya dapat ditundukkan dengan mengembangkan kebajikan/keutamaan yang adalah lawannya, yaitu kerendahan hati.[6][7]

Ketamakan (bahasa Inggris: greed, avarice, bahasa Latin: avaritia), atau keserakahan, adalah keinginan tak terkendali atas materi atau harta duniawi. Dalam Kitab Suci tertulis bahwa orang yang tamak tidak pernah memiliki uang yang cukup dan tidak pernah penghasilannya terpuaskan (Pengkhotbah 5:9).[8] Santo Paulus mengatakan bahwa cinta akan uang adalah akar segala kejahatan dan menyebabkan seseorang dapat menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya sendiri (1 Timotius 6:10); menggambarkan betapa seriusnya dosa pokok ini. Lawan dari dosa ketamakan adalah keutamaan kemurahan hati...[6]

Iri hati (bahasa Inggris: envy, bahasa Latin: invidia) adalah suatu kekecewaan atau kecemburuan atas keuntungan orang lain dan menghendakinya untuk dimiliki sendiri dengan cara yang tidak adil. Sehingga seseorang melakukan dosa berat karena menginginkan yang jahat bagi sesamanya. St Gregorius Agung mengatakan bahwa iri hati menimbulkan kedengkian, fitnah, hujat, kegirangan akan kesengsaraan sesama, dan menyesalkan keberuntungannya. (KGK #2539)[9] Kebajikan yang adalah lawannya adalah kebaikan hati; namun mengingat kesombongan adalah 'ibu dosa' maka kerendahan hati mutlak dibutuhkan juga. (KGK #2540)[10]

Kemarahan (bahasa Inggris: wrath, anger, bahasa Latin: ira) yang dimaksud di sini adalah kemurkaan berupa keinginan untuk membalas dendam. Kemurkaan yang besar sehingga orang ingin membunuh sesama, atau ingin melukainya, adalah kesalahan besar melawan cinta kasih dan merupakan dosa berat (Matius 5:22).[11] St. Thomas Aquinas menyatakan mengenai kemarahan yang diperbolehkan:[12]

"Tidaklah diperkenankan menginginkan pembalasan dendam, dengan suatu maksud jahat, kepada orang yang harus dihukum; tetapi sungguh terpuji jika menginginkan pembalasan dendam berupa suatu perbaikan atas kebiasaan buruk dan untuk mempertahankan keadilan."

Hawa nafsu (bahasa Inggris: lust, bahasa Latin: luxuria) yang dimaksudkan di sini adalah hawa nafsu seksual, entah romantis atau tidak, atau sering diasosiasikan dengan percabulan; suatu hasrat yang berlebihan akan kenikmatan seksual. Ungkapan kebiasaan buruk hawa nafsu menghasilkan dosa berat melawan kemurnian yaitu: perzinaan, masturbasi, perselingkuhan, pornografi, pelacuran, perkosaan. Perjuangan mengatasi hawa nafsu membutuhkan keutamaan kemurnian berupa pembersihan hati dan pengendalian diri..[13]

Kerakusan (bahasa Inggris: gluttony, bahasa Latin: gula) di sini sehubungan dengan hasrat berlebihan akan makanan ataupun minuman. Dalam tulisannya di "Summa Theologiae" St. Thomas Aquinas mengutip kata-kata St. Agustinus ketika menjawab keberatan bahwa kerakusan bukanlah dosa:[14]

"Seseorang yang menikmati daging dan minum lebih dari yang dibutuhkan haruslah mengetahui bahwa hal ini termasuk salah satu dosa ringan."

Kebajikan yang adalah lawan dari kerakusan adalah penguasaan diri dengan berpantang, tindakan nyatanya yaitu berpuasa.[15]

Kemalasan (bahasa Inggris: Sloth, bahasa Latin: acedia) adalah suatu ketidakpedulian yang utamanya berkaitan dengan hal-hal rohani. St Yohanes dari Damaskus, seorang Bapa Gereja dan Pujangga Gereja dari Timur, mendefinisikan kemalasan sebagai suatu kepiluan atau kesusahan hati yang menindas, yang begitu menekan pikiran atau budi seseorang sehingga ia tidak ingin melakukan apa-apa. Kemudian St. Thomas Aquinas menyatakan bahwa kemalasan adalah dosa karena kesusahan hati tersebut menghalangi seseorang untuk berbuat baik; baik kemalasan itu sendiri maupun dampak yang ditimbulkannya adalah jahat.[16] KGK #2094 menyatakan bahwa kejenuhan rohani atau kemalasan rohani dapat mengakibatkan seseorang menolak kegembiraan yang datang dari Allah dan membenci hal-hal ilahi. Kebencian terhadap Allah muncul dari kesombongan sehingga untuk mengatasinya, selain butuh keutamaan ketekunan, mutlak dibutuhkan kerendahan hati.[17] St. Thomas Aquino memahami acedia sebagai “kelelahan” dan “kehabisan energi,” maka “kesenangan-kesenangan” yang baik itu bagaikan kelegaan yang diberikan oleh istirahat bagi tubuh yang lelah.[18] Terapi-terapi lain bagi kesedihan sebagaimana diberikan oleh St. Thomas masih mengikuti pemikiran yang sama: meratap berarti mengakui keterbatasan kita sebagai ciptaan yang ringkih (vulnerable), demikian juga dengan membuka diri terhadap sahabat-sahabat untuk mendapatkan pertolongan, memberikan istirahat bagi tubuh dan pikiran, serta merenungkan indahnya kebenaran-kebenaran dari Tuhan.[19]

Tabel berikut adalah rangkuman seluruh dosa mematikan beserta keutamaan atau kebajikan yang adalah lawannya.

Tampilkan Bahasa Isyarat Saja

Hanya Bisa Download Publikasi

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.

DOSA menjadi tindakan menyimpang yang dilakukan manusia dari hukum kehendak. Terdapat dua klasifikasi jenis dosa yang ada di dalam Alkitab, yaitu dosa ringan dan dosa mematikan.

Berbagai terminologi dosa di dalam Alkitab, seperti dosa hati, dosa pikiran, dosa mulut, hingga dosa perbuatan. Disayangkan manusia banyak yang melakukan dosa di dalam kehidupannya.

Baca juga: Teks Pengakuan Iman Rasuli Kristen Protestan dan Katolik

Dimulai sejak abad keempat di mana seorang biarawan Kristen, Evagrius Ponticus menggarap delapan pikiran jahat di antaranya kesombongan, nafsu, kemarahan, keserakahan, kesedihan, kemalasan, kerakusan, dan kebanggaan.

Awalnya gagasan ini hanya ditujukan kepada biarawan lain bukan untuk khalayak umum. John Cassian adalah murid Ponticus yang membawa ide dan gagasan ini ke gereja barat untuk diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin.

Baca juga: Tips Memilih Kado Natal dan Contohnya untuk Anak Cowok dan Cewek

Gagasan pemikiran Ponticus pada abad keenam kembali diatur St. Gregorius Agung di mana akan menjadi Paus Gregorius I. Gagasan Ponticus mengubah sifat kemalasan diganti menjadi iri hati.

Penguasa merupakan gambaran kesombongan bagi Gregorius. Namun seorang Teolog, Thomas Aquinas pada abad ke-13 melakukan penyuntingan pemikiran itu dalam Summa Theologica (berupa ringkasan teologi).

Melalui penyuntingan Teolog Aquinas kembali masuknya kemalasan dan menghapus kesedihan. Ia juga menjadikannya sifat kesombongan sebagai dosa tertinggi dari tujuh dosa besar manusia.

Dari Aquinas lahir konsep tujuh dosa besar. Di antaranya kesombongan, ketamakan, kemarahan, iri hati, Hawa Nafsu, serta kemalasan.

Secara harfiah konsep ketujuh dosa besar mematikan ini bukanlah dosa yang dapat membuat manusia meninggal ketika melakukannya. Melainkan ketika manusia melakukannya akan berpotensi melahirkan dosa yang lebih serius, berlawanan dengan Tujuh Kebaikan Katolik atau Seven Virtues of Catholicisme.

Seven Virtues of Catholicisme merupakan ajaran Katolik dalam melakukan kebajikan. Tujuh Kebaikan terdiri dari Humility (kerendahan hati), Chastity (kesucian), Liberality (kemurahan hati), Temperance (kesederhanaan), Patience (kesabaran), Diligence (kerajinan), dan Kindness (kebaikan).

Contohnya seperti, ketika manusia dikuasai oleh kerakusan, manusia akan merasa tidak puas dan terus mencari kerasukan dengan berbagai cara. Manusia akan mencuri bahkan sampai membunuh supaya mendapatkan apa yang diinginkan. Kerakusan ini menjadi pemicu penyebab kejahatan lain.

Setelah mengetahui sejarah tujuh dosa besar, maka selanjutnya adalah pemaparan lebih lanjut tujuh dosa besar yang dilakukan oleh manusia, di antaranya:

Kesombongan merupakan puncak dari sebuah dosa besar yang dapat dilakukan oleh manusia. Kesombongan adalah dosa paling berbahaya bagi manusia. Sifat sombong merupakan sifat menyakiti atau terlalu berlebihan terhadap kemampuan diri seseorang, serta merasa dapat menyandingi kekuatan Tuhan Maha Kuasa.

Kesombongan diri akan menguasai manusia dengan merasa paling benar dan berkuasa di muka bumi. Keyakinan memang diberikan oleh Tuhan kepada manusia namun hanya dengan batas wajar. Sifat berlebihan akan membuat manusia terjebak dan dapat menghancurkan dirinya.

Sulitnya membedakan percaya diri atau malah kesombongan diri, kesombongan akan hadir ketika seseorang memposisikan diri sebagai manusia yang lebih unggul dibanding manusia lainnya. Maka dari itu, perlunya membangun kesadaran bahwa setiap kenikmatan anugerah merupakan pemberian dari Tuhan, perbanyak bersyukur, hingga jangan mengagungkan kebaikan diri kepada orang lain.

Ketamakan atau keserakahan merupakan hasrat diri untuk memiliki kenikmatan dunia yang berlebih. Orang serakah biasanya tidak mau berbagi sesama manusia bahkan hewan. Manusia dengan sifat serakah akan melakukan apapun demi mendapatkan harta, bahkan rela menyakiti diri demi menghemat agar mempunyai harta kekayaan yang lebih banyak.

Bahkan tidak jarang banyak manusia serakah yang berani mengambil hak orang lain demi kekayaan untuk dirinya. Keserakahan dapat diatasi dengan selalu mengingat bahwa kekayaan, jabatan, status sosial hanyalah hal sementara yang diberikan oleh Tuhan. Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan bantuan orang lain, maka dari itu selalu berpikir bahwa tanpa bantuan dan memberikan bantuan tidak akan ada kehidupan di dunia ini nantinya.

Ketidak puasanya diri dan merasa gusar melihat orang lain mendapatkan kenikmatan serta kelebihan orang lain merupakan sifat dari iri hati. Iri hati merupakan sifat dimana hati tidak merasa senang ketika orang lain memiliki kekuatan, harta, prestasi, jabatan, kekuasaan, serta harta. Iri hati dapat di atasi dengan cara bersyukur atas apa yang sudah di hasilkan.

Amarah atau marah merupakan sebuah respon alami yang dimiliki setiap manusia saat mendapatkan ketidakadilan atau mendapatkan pengecewaan dari orang lain. Kemarahan dalam Katekismus menyebutkan marah dapat melukai bahkan membunuh manusia lain dengan sengaja. Manusia yang dikuasai kemarahan akan merusak akal pikiran hingga melupakan norma sosial.

Amarah dapat direndam dengan kesabaran dalam menghadapi keadaan. Rajin beribadah dapat mendekatkan diri terhadap Tuhan agar selalu ingat bahwa Tuhan bersama manusia yang sabar dalam menghadapi segala keadaan. Mengalihkan amarah juga dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti berolahraga serta mencari hobby yang disukai untuk ditekuni.

Nafsu yang berada bagian dari tujuh dosa besar merupakan nafsu birahi di mana keinginan dalam seksual terlalu berlebihan. Sejatinya nafsu dan seks adalah dua hal yang berbeda. Seks merupakan bagaimana cara manusia untuk memperoleh keturunan dalam pernikahan. Sedangkan nafsu adalah keinginan birahi untuk mendapatkan kenikmatan seks yang berlebih.

Berpikir secara kotor, merasa kurang puas, pergaulan bebas merupakan ciri-ciri manusia yang dikuasai nafsu. Manusia dapat menghindari hawa nafsu dengan cara tidak melihat gambar ataupun film dewasa. Perbanyak kegiatan positif hingga memperdalami ilmu keagamaan.

Rakus menjadi sebuah dosa besar ke enam pada manusia, rakusnya manusia dapat dilihat dari cara makan, orang rakus akan melihat dan membeli makanan dengan berlebih. Padahal apa yang dimakan tidak sebanyak dengan yang di pesan atau diambil. Rakus ditandai juga dengan membeli makanan yang terlalu mahal tanpa memperlihatkan keadaan keuangan, makan berlebih, serta makan sebelum waktunya.

Haus akan jabatan, kekuasaan, harta bisa juga dikaitkan dengan kerasukan. Dalam mencegah sifat rakus haruslah berdoa sebelum makan serta melakukan kegiatan. Selalu bersyukur atas pemberian tuhan agar tidak mengambil hal orang lain.

kondisi ketidakpedulian terhadap apa yang ada di sekitar, malas menjadi dosa besar dikarenakan akan membuat manusia gagal dalam setiap kegiatannya. Mudah menyerah, ceroboh, tidak ada hasrat melakukan kegiatan, melakukan pekerjaan setengah hati merupakan sebuah kemalasan.

Hidup disiplin dan teratur dapat menjadi salah satu penghindar rasa malas yang melekat pada diri manusia. Selain ketujuh dosa tersebut, ternyata dosa-dosa tersebut diwakili oleh tujuh iblis yang memiliki kekuatan tertinggi di neraka.

Para iblis ini awalnya adalah malaikat Agung yang hidup di surga, namun mereka melakukan pemberontakan hingga menentang Tuhan sehingga terjadilah peperangan. Maka dari itu iblis-iblis ini dijatuhkan ke dalam neraka bersama lucifer.

Berisiko Terlilit Utang

Masalah sering muncul ketika seseorang kehilangan uang dalam main judi, terutama jika ia berutang dengan harapan akan menang. Ketika ia kalah dan tidak mampu membayar uang kembali, si pemain tentu akan terjerumus.

Seperti dikatakan dalam Amsal 22:7, “yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.” Sudah banyak cerita orang yang terlilit utang piutang karena judi.